Selasa, 09 Desember 2014

motor dan generator AC



Motor (M)
Mengkonversi energi elektris ke energi mekanis (putaran).
Adanya torsi Tm akibat interaksi antara arus jangkar Ia dan fluks ɸ pada belitan medan.
Generator (G )
Mengkonversi energi mekanis (putaran) ke energi elektris.
Adanya penggerak mula (prime mover) memutar poros generator.
Jadi bisa dibilang motor dan generator ini berkebalikan dalam pengkonversiannya. Listrik AC ini banyak orang yang menggunakannya/paling sering digunakan, karena arus AC dapat dengan mudah ditransmisikan jarak jauh tanpa banyak kehilangan banyak energi, sedangkan arus DC sulit di transmisikan karena banyak energi yang hilang ditengah jalan dalam pentrasmisiannya. Dirumah kita listrik yang di pakai dari PLN adalah AC, secara internal seluruh kumparan menghasilkan arus AC. Contoh lain yang kita tidak sadari yaitu transmisi dengan antena pada radio adalah arus AC, namun arusnya sangat kecil jadi tidak ketara :d (maksudnya tidak keliatan/tidak menimbulkan efek apa-apa jika dipegang). Secara umum prinsip motor dan generator AC sama dengan DC, yang membedakan adalah jika DC memakai KOMUTATOR (liat dipostingan saya sebelumnya) agar arusnya searah tp pada AC menggunakan SLIP RINGatau cincin geser/putar sehingga arusnya naik turun (positif-negatif).  Untuk mendapatkan tenaga listrik, pertama yang dicari adalah GGL “gaya gerak litrik” atau EMF, pembangkit listrik tsb menggunakan kaidah hukum faraday “apabila sebuah penghantar digerakkan didalam sebuah medan magnet, maka kedua ujung penghantar tersebut akan timbul gaya gerak listrik induksi.
AC satu fase
Yaitu kedua ujung penghantar bila dihubungkan dengan beban, misalnya sebuah lampu, maka akan mengalir arus listrik dan timbul daya listrik.
gamabar prinsip ac satu fase :





Bentuk gelombang ggl yang dibangkitkan ditunjukkan pada Gambar diatas. Bentuk gelombang setiap saat berubah, dalam selang waktu tertentu bernilai positif dan pada selang waktu tertentu berikutnya bernilai negatif, begitu seterusnya. Proses ini selanjutnya dikenal dengan listrik arus bolak-balik (alternating current – AC) satu fasa.
Listrik AC terdapat harga tegangan sesaat (v), arus sesaat (i), dan daya sesaat (p), harga tegangan maksimum (Vmak), arus maksimum (Imak) dan daya maksimum (Pmak), serta harga tegangan efektif (V), arus efektif (I) dan daya efektif (Pmak). Hubungan antara harga sesaat, maksimum, dan efektif dari besaran di atas ditentukan sebagai berikut:



Pada motor satu fase saat starting harus ada pancingan terlebih dahulu agar dapat berputar dan putarannyapun masih labil, artinya jika diputar kekanan akan berputar kekanan bila diputar ke arah kiri akan berputar kekiri. Maka dari itu ada teknologi tambahan/alat tambahan yaitu shaded pole (kutub bayangan).

Shaded pole (kutub bayangan)
Dengan adanya ini maka motor tidak perlu pancingan di startingnya. Prinsipnya yaitu dengan membericincin di setengah magnetnya sehingga pada magnet yang diberi shaded pole akan terinduksi lebih tinggi dan memperlambat datangya arus (berat sebelah), sehingga kata akan cenderung bergerak ke arus yang lebih tinggi dan menyebabkan berputarnya kawat. Namun metode ini sulit  sehingga dibuat  metode lain yaitu starting winding.

starting winding(secondary winding)

AC TIGA FASA

Gambar diatas menunjukkan bentuk gelombang tiga fasa. Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa listrik tiga fasa memiliki besar tegangan yang sama, dan bentuk gelombang yang sama, tetapi memiliki perbedaan fasa 120° listrik antar fasa. Yang membedakan adalah jumlah kawatnya yang dipasang secara pararel yaitu tiga jalur atau tiGA FASE.



CARA MEMBESARKAN VOLTASE

Untuk membesarkan Voltase/tegangan dapat diperoleh dengan cara menambah kawat tapi penambahannya harus sejalur atau seFASE, jika tidak maka yang akan terjadi adalah  menambah jumlah fase, bukan membesarkan tegangan. Contoh pada gambar satu fase dibawah ini.
Ini adalah gambar satu fase dengan kawat tunggal :
.
Pengaruh Frekuensi pada penambahan kawat sejalur
Jika bicara mengenai frekuensi, bila 1 putaran/detik maka frekuensinya adalah 1 Hz dan bila 10 put/detik = 10 Hz pada kasus ini menggunakan 1 pasang magnet. Namun beda lagi jika kutup magnet ditambah 1 pasang lagi, maka jika 1 putaran/detik akan menghasilkan frekuensi 2 Hz karena dalam satu putaran melewati/melintasi dua pasang kutub magnet sehingga terbentuk dua gelombang.